Sebuah Dunia Yang lebih Baik

M A T I

Gunawan Muhammad
Majalah Tempo, Edisi. 48/XXXV/22 – 28 Januari 2007

Dan kematian makin akrab.

Begitu banyak orang mati di dekat kita hari-hari ini: dalam sekejap, beberapa ratus meninggal, bahkan lenyap, karena kecelakaan pesawat terbang di udara yang pekat dan guncang, karena tenggelamnya kapal di laut yang gaduh, karena tanah longsor yang membunuh, karena flu burung yang konon berkecamuk—meskipun di sini kematian relatif tidak kerap—atau karena anjloknya kereta api….

Dan kematian makin akrab—sepotong kalimat dalam sajak Subagio Sastrowardojo.

Read the rest of this entry »

Oleh: Abdurrahman Wahid


Kenyataan politik di bawah kolonialisme Belanda menyadarkan aktivis gerakan Islam dan gerakan nasionalis sebelum masa kemerdekaan. Dari kesadaran itulah lahir berbagai gerakan Islam, seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU).

Walaupun “berbaju” gerakan kultural, tapi lingkup pembahasan di kalangan mereka bersifat politis. Tidak heran jika para tokoh mereka juga berwajah nasionalis. Dalam lingkungan gerakan-gerakan Islam di luar Indonesia, muncul orang-orang seperti Jamaluddin al-Afghani, yang menyuarakan pentingnya arti kemerdekaan bagi kaum muslimin sendiri. Demikian juga halnya dengan berbagai gerakan Islam di negeri kita waktu itu. Apalagi, ketika HOS Tjokroaminoto di Surabaya mengambil menantu Soekarno di tahun dua puluhan.

Read the rest of this entry »

KH A Hasyim Muzadi

Masih adakah yang tersisa dari praduga kita bahwa bencana yang datang beruntun adalah bentuk dari sebuah cobaan dan ujian? Rasanya sulit menghindar dari kenyataan bahwa serangkaian bencana ini datang akibat kecerobohan kita sendiri sebagai hamba Allah SWT. Bukankah bukti-bukti sudah terang benderang? Bukankah bencana yang menyergap semua sisi kehidupan kita adalah buah dari keanehan mental kita yang terbiasa melakukan perusakan?

Read the rest of this entry »

KH.A.Hasyim Muzadi


Belakangan ini marak bermunculan ”bayi-bayi agama baru” yang menyempal dari agama ”induknya”. Kebetulan yang banyak muncul di media massa, adalah penyempalan dari mereka yang sebelumnya mengaku bersumpah setia kepada Islam. Karena aneka macam alasan, maka lahirlah bayi-bayi itu dengan nama antara lain, Salamullah, Wetu Tellu, ajaran salat versi Yusman Roy, Alquran Suci, Jamaah Udeng Ireng serta beberapa lainnya dengan nama yang aneh-aneh. Yang paling mutakhir adalah testimoni Abdussalam alias Ahmad Mushaddeq yang mengaku sebagai seorang nabi dan rasul sekaligus. Setelah sekian hari, demikian pengakuan yang bersangkutan, melakukan tapabrata di gunung Bunder, Bogor, turunlah wahyu versi keyakinannya. Ia meproklamirkan diri telah mendapatkan ”amar” dari Tuhan dan diberi tanggungjawab menyelamatkan umat manusia, khususnya umat Islam di Indonesia.

Read the rest of this entry »

by Kusmayanto Kadiman on 2007-07-31

Tak bisa dibantah, negara-negara Asia pernah mengalami masa kejayaan di bidang sains dan teknologi. Justru ketika negara Barat mengalami apa yang disebut dengan “abad kegelapan”. Islam punya peranan penting di bidang tersebut . Sayang, itu adalah masa silam. Kolonialisme membuat sains dan teknologi diambil alih oleh Barat, dan menjadikan negara terjajah termasuk Indonesia hanya sebagai negara “satelit”. Read the rest of this entry »

estatic1.jpeg

Oleh : Republika
Suatu hari dulu, Paman bertanya kepada saya dengan wajah serius. ”Mengapa dari lima anakmu hanya satu yang kamu masukkan ke sekolah agama? Apakah kamu tidak ingin yang empat menjadi anak saleh?” Pertanyaan itu membuat saya agak tergagap. Apalagi mata Paman terus menatap saya seakan menuntut agar saya segera memberinya jawaban.
Read the rest of this entry »

dervishsun.gif

Selamat datang tahun baru Islam 1 Muharram 1429 H